Skip navigation

Lagi pengen review sedikit tentang acara Panasonic Award (PA) yang diselenggarakan Jum’at malam lalu. Acara yang katanya sebagai satu-satunya ajang apresiasi terhadap hasil karya pertelevisian tanah air itu looh…

Secara umum kemasan yang ditampilkan menurut diriku pribadi sih tidak menarik, panitia terlihat sangat tidak matang dalam mengemas acara dan tidak mendidik (halo KPI??).

Pertama saat icon panasonic – Sherina membawakan speech dengan bahasa yang tidak teratur dan dalam kondisi so so nervous, dan dengan jujur beliau bilang bahwa dia diminta speech secara mendadak (nah lo!!)

Kedua, perubahan dari scene per scene sangat tidak teratur, ga enak dilihat.

Ketiga, pakaian dari penari background hampir semuanya kurang bahan. (emang kurang dana gitu??)

Keempat, saat penyerahan piagam untuk aktor terfavorit diserahkan oleh yang bacain award nah pas giliran artis terfavorit piagamnya diserahkan oleh menhub, emang statusnya beda gitu?? atau si pak Menhub pengen salaman sama agnes monica?? (harusnya panitia yang baik aware dengan hal kecil begini)

Kelima, kenapa acara-acara di MetroTV ga satupun yang masuk nominasi ya?? (ternyata pertanyaan ini sudah pernah ditanyakan pula disini.)

Keenam, duh tolong ya itu si Olga diajarin cara bersikap, dianjurin untuk masuk JRP atau kelas kepribadian lain biar bisa sedikit behave, oke lah emang dia sekarang lagi top top nya (aku juga suka) tapi harus bisa liat situasi juga dong.. kalau didepan audience yang bagaimana harus bagaimana. Jangan kaya kemaren, segala kebun binatang keluar dari mulutnya… (norak tau..)

*sebenernya ada yang ketujuh, kedelapan dan seterusnya, tp oke kita pending saja, capek nulisnya…*

Sekarang kita lihat dari sisi yang lain, karena ga munafik kalau menurutku PA kemarin itu ada juga pesan moralnya:

Pertama: Saat panitia (yang tampaknya juga dadakan) memberikan waktu untuk Dedy Mizwar membawakan speech mengenai peran TV dalam memperbaiki nasib bangsa karena TV adalah salah satu media murah meriah yang dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Beliau mengajak para pembuat acara televisi untuk bersama-sama mendidik bangsa dengan tayangan-tayangan berkualitas, memberikan informasi yang tidak menyesatkan dan sama-sama memikul tanggung jawab dalam mencerdaskan bangsa. Jangan menilai suatu acara karena kepopulerannya tetapi lihatlah acara itu dari bagaimana dia bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Dan beliau berharap tahun depan PA akan lebih concern dengan hal ini. (Bagoosss..!!!)

Kedua: Saat si aktor terfavorit membawakan speech, suka aja ngeliatnya. Pake Salam, Sopan dan ga neko-neko. So nice.. kamu emang layak menang kok Dude, kalau ga percaya lihat aja aktingnya di sinetron Cahaya. (Kalau Humas RCTI baca tulisan ini, bisa hubungi saya secepatnya. saya tidak menolak dibayar atas tulisan ini. Huehehe…)

Ketiga: Saat Peterpan membawakan lagu “Tentang Kita” dengan latar belakang slide para artis yang meninggal sepanjang tahun 2007 ini. Nah ini bagus nih.. biar pada ingat mati, jangan party mulu…

In my mind, ada kepikiran kayak gini; seandainya para penari latar dari suatu lagu membawakan tarian daerah kayaknya bagus tuh, misalnya tari saman atau tari pendet.. kan bisa sekalian untuk mengenalkan dan melesarikan budaya tuh, biar jangan sampe di klaim lagi sama negara lain. Udah gitu tema acaranya juga jangan pake budaya luar deh, jauhin tuh pikiran kalau ga niru budaya barat ga keren, coba mind set nya diatur jadi gini, wah klo kita pake tema acara yang Indonesia banget pasti keren. Sekedar ide, misalnya ambil tema budaya Palembang. Kan asik tuh kalau liat orang2 bersongket palembang dengan atasan apa gitu yang di modif. Atau kalau mau lucu2an, coba aja pake baju ala mpek-mpek kapal selam atau jembatan ampera hehehe…

Intinya sih, acara-acara yang diduga bisa menyerap banyak penonton harusnya sih juga memiliki tanggung jawab besar dalam mencerdaskan bangsa. Yah.. walau idealis, tapi kalau emang niat bikin pasti bisa. Om rahmat gobel juga kayaknya ga keberatan.. iya kan Om (sok akrab.. *pletak*)

 

Btw, enak juga ya dapat hadiah liburan gratis… ke Europe pulak..

Duh… jadi kepikiran…

Selain tiba-tiba dapat dinas ke Luar Negeri atau karena dapat beasiswa, PNS butuh waktu berapa puluh tahun menabung ya untuk bisa liburan ke Europe ?? *ngiler..*

 

 

5 Comments

  1. ini baru adhe namanya….

  2. hehehe…
    bakat alam, ga betah liat acara berantakan.. kekeke..

  3. Kelas MetroTV bukan di kawasan lokal Indonesia. Pola pikir bangsa ini belum bisa menangkap pesan yang digaungkan oleh Metrro TV yang selalu menyuarakan perubahan … “Leading the Change”.

    Lupakan Panasonic Award, tatap Asian Television Award, dari tahun ke tahun MetroTV stabil menempatkan beberapa nominee disana. Pemenang Eagle Award tahun 2006 “Suster Apung” dapat juara 3. Najwa Shihab juga masuk juara 3, pemenang 1 dan 2-nya dari CNN. Jadi MetroTV jelas sudah bukan kelas saingan Seputar Indonesia-nya RCTI yang menang Award di Panasonic Award kemaren.

  4. Tambahan, mengenai hasil ATA2007, bisa dilihat disini.

  5. Kelas MetroTV bukan di kawasan lokal Indonesia. Pola pikir bangsa ini belum bisa menangkap pesan yang digaungkan oleh Metro TV yang selalu menyuarakan perubahan … “Leading the Change”.

    > Sepakat mas… 🙂
    Makanya pesan moral dari speech nya Dedy Mizwar aku anggap sangat perlu diperhatikan, kalo emang penyelenggara acara2 TVdi negara ini cukup cerdas dan ga cuma melihat dari aspek bisnis harusnya sih ada rasa “MALU” dengan sindiran itu…


Leave a comment